Gign

Gign

Sabtu, 05 Februari 2011

Pasukan S.A.S

SAS (Special Air Service) adalah pasukan elit Kerajaan Inggris yang didirikan oleh David Stirling pada tahun 1941. Berbeda dengan angkatan bersenjata (AB) lain, SAS adalah sintesis AB Inggris, resimen ini tidak mempunyai jajaran perwira dan personil, mereka dipinjam dari unit-unit AB lain untuk masa tugas 3 (tiga) tahun kemudian dikembalikan ke unit asalnya. Selama bertugas di SAS, catatan riwayat diri mereka dibiarkan kosong dan mereka diminta untuk tidak membicarakan setiap pengalaman tugas mereka.
Ada 6 tahapan sebelum resmi menjadi anggota resimen SAS. Tahapan seleksi bagi tentara reguler yang ingin menjadi anggota resimen SAS merupakan proses yang rumit dan memakan waktu.
Tahap I dimulai dari 10 hari latihan kebugaran dan membaca peta – mereka dibagi dalam grup-grup per-20 orang – kemudian dilanjutkan dengan gerak jalan lintas alam selama 10 hari, sendirian.
Tahap II, anggota SAS melakukan gerak jalan ketahanan sejauh 40 mil (64 km) dengan membawa beban seberat 25 kg yang harus diselesaikan dalam waktu 24 jam. Seusai tahap ini, mereka yang tidak cocok akan dikembalikan ke unit asal.
Tahap III adalah latihan lanjutan selama 14 minggu, mereka masih dites fisik dan kemampuan mereka sebagai prajurit SAS.
Tahap IV, mereka menjalani kursus standar terjun payung bagi prajurit AD.
Tahap V, latihan penyelamatan dalam perang, termasuk latihan melarikan diri serta mempelajari metode interogasi. Pada tahap ini terjadi penyerahan baret baru dan badge, sebagai tanda diterima di resimen.
Tahap VI, di sini latihan ditekankan pada spesialisasi kemahiran dasar gerilya, yaitu morse, linguistik, kedokteran lapangan, penggunaan bahan peledak, menembak dengan pistol. Serta dikombinasikan dengan keterampilan perkapalan, pendakian, pengemudian jarak jauh Land Rover atau terjun payung bebas.
Penugasan pertama dalam resimen berlangsung 3 tahun, bila masih fit dapat diperpanjang selama 3 tahun berikutnya dan demikian seterusnya.
Sejak didirikan sampai sekarang, SAS telah berperan di berbagai panggung konflik dunia, termasuk pada saat konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 60-an (bapak saya TNI gan, dulu juga ditugaskan kesana). Mereka menjadi tentara bayaran Malaysia, yang menurut bapak saya, buat klaim bayaran, mereka mesti membawa kepala tentara Indonesia. Makanya dulu banyak rekan bapak saya yang gugur dalam keadaan –maaf- tanpa kepala. Menurut SAS, mereka juga kerepotan menghadapi tentara Indonesia, yang sangat mahir menggunakan taktik perang rimba serta pantang menyerah :iloveindonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar